Rabu, 28 September 2011

Kekawin.

Dalam Wikipedia bahasa Indonesia disebutkan bahwa sastra Jawa kuno meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa kuno pada periode abad ke 9 sampai abad ke 14 masehi , dimulai dengan prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa maupun puisi ( kekawin ).Karya sastra Jawa kuno sebagian besar terlestarikan di Bali, khususnya kekawin yang masih popular saat ini, dibaca melalui lantunan tembang kekawin, yang dapat sampai 60 jenis tembang seperti pada buku sastra Ramayana.

Kekawin dalam metrium (pekadangan) tertentu sepert contoh rajani, terdiri dari minimal satu bait, setiap bait kekawin memiliki empat tarik (tarik I pengawit, tarik II mingsalah, tarik III pengumbang, dan tarik IV penyarik), kecuali raitiga terdiri tiga tarik. Dan juga umumnya tiap tarik mempunyai susunan guru lagu yang sama dan jumlah sukukata yang sama pula. Guru lagu adalah aturan kuantitas vokal sebuah sukukata, guru kuantitas vokalnya panjang atau mewilet/beralun dan guru tempat terjadinya perubahan nada /vocal , sedangkan lagu mengikutu nada akhir lagu dan vokalnya pendek. Susunan guru lagu sangat menentukan jenis metrium / nama wirama dan juga menentukan pekadangan metrium kekawin/wirama.

Dalam kekawin tulisan bali guru dapat ditandai dengan ketentuan seperti, sukukata didepan nania , suku kembung, pada pattra dan matra pa dan ma adalah guru, tapi pada cakra ca dapat guru kadang lagu.

Perhatikan beberapa ketentuan kekawin.

contoh Rajani, 0 0 0 0 _ 0 _ 0 0 0 _ 0 0 _ 0 0 0=4,17

5 5 5 5 5 .3. 53. 3 3. 52. 121. 1 1 1 1. 2 .12. 35. 5 5 5. 6. 53. 3 3 3. 2. 23. 0}

Stuti nira tan tu..lus sina...hu.. ran paramar ..........ta Siwa.

  • angka 4,17 pada Rajani berarti guru ada 4, jumlah sukukata 17, sukukata terakhir atau penutup bisa digurukan bisa lagu, guru I pada sukukata ke 5, guru II pada sukukata ke 2 dari guru I, guru III pada sukukata ke 4 dari guru II, guru IV pada sukukata ke 3 dari guru III.
  • Lagu ikut guru, contoh guru I not angka terakhir 3 maka lagunya dimulai not 3 juga.
  • Umumnya nada akhir tarik I dan III sama yaitu nada menaik, sedangkan tarik II dan IV menurun.
  • Nada guru per mulaan pada tarik III, selalu beda dengan tarik I,II dan IV. Sedangkan nada guru penutup tarik IV selalu beda dengan tarik I,II dan III.
  • Ketentuan ini sesuai dengan pengalaman , ketentuan pastinya belum ditemukan.
  • Guru ada yang nada panjang contoh not titik, ada pula yang mewilet contoh 5.3.53. ini adalah guru I yangmerupakan kumpulan not yang diikat garis bawah dilagukan dengan mewilet/mengalun, not titik seperti (5.) dilagukan panjang sedangkan not tanpa titik spt 5 dilagukan pendek.